Sekuel Buku Terlaris "Totto-chan" Terinspirasi oleh Invasi Rusia ke Ukraina
Minasan, Konichiwa.
Pembawa acara TV Jepang yang populer sekaligus seorang aktor, Kuroyanagi Tetsuko, merilis sekuel bagi memoar autobiografinya yang berjudul "Totto-chan: Gadis Kecil di Jendela". Bagian pertama autobiografi tersebut terbit pada 1981. Wanita berusia 90 tahun itu, yang nama panggilannya sewaktu kecil diabadikan sebagai judul bukunya, mengatakan perang di Ukraina mendorongnya untuk kembali menulis.
"Ketika memikirkan tentang anak-anak di Ukraina, saya teringat pengalaman masa kecil yang berlangsung saat perang dan saya pikir harus menulis lebih banyak untuk menggambarkan seperti apa situasinya saat itu," ujar Kuroyanagi saat konferensi pers pada Selasa (03/10/2023).
Ia mengatakan satu hal yang tidak disukai anak-anak dari perang adalah kurangnya kebebasan karena mereka tidak diperbolehkan melakukan apa pun. Kuroyanagi menambahkan tidak mudah untuk mengingat kembali seperti apa situasinya saat itu, tetapi ia berupaya keras.
Buku terlaris "Totto-chan"
Memoar bagian pertamanya menggambarkan detail kehidupan Kuroyanagi saat bertemu teman-teman dan guru baru setelah pindah ke SD yang unik di Tokyo.
Deskripsinya tentang anak-anak yang bersemangat dan suasana hubungan teman serta guru yang bersahabat menarik perhatian. Buku tersebut lantas mencatat rekor sebagai buku terlaris di Jepang.
"Totto-chan" telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 20 bahasa dan terjual lebih dari 25 juta eksemplar di seluruh dunia.
Sekuelnya, dengan judul yang sama, menyorot kehidupan Kuroyanagi saat ia mengungsi ke Provinsi Aomori, Jepang utara, setelah serangan udara Amerika Serikat yang menghancurkan ke Tokyo pada Maret 1945.
Sekuel itu juga mencakup kelulusannya dari sekolah musik, pekerjaannya sebagai aktor di NHK, dan kuliahnya di New York.
Populer di Cina
"Totto-chan" populer di Cina, dengan 16,8 juta eksemplar buku itu terjual di sana.
Perusahaan Cina yang menerbitkan buku tersebut selama dua dekade mengatakan pesan dari buku itu sangat populer.
"Para pembaca di Cina, seperti yang lainnya di seluruh dunia, tertarik dengan guru yang peduli dengan kepribadian dan perilaku mereka terhadap pengajaran, seperti yang digambarkan dalam buku tersebut," ujar Li Jing Zhi, kepala departemen internasional penerbit Cina tersebut. "Pesan dari buku itu termasuk 'jadilah dirimu sendiri' dan 'kamu tidak perlu menjadi yang terbaik selama bisa menikmati hidupmu'."
Penerbit tersebut mengatakan perusahaannya akan menerjemahkan sekuel "Totto-chan", yang telah dimuat di sejumlah buku pelajaran sekolah, dan memublikasikannya pada Juni mendatang.
"Anak-anak yang membaca bagian pertama buku itu telah dewasa dan saya yakin mereka tertarik atas apa yang terjadi dengan gadis kecil tersebut selanjutnya," ujar Li.
Kuroyanagi ingin anak-anak menikmati membaca buku
Kuroyanagi mengatakan dalam konferensi pers bahwa menulis sekuel itu setelah 42 tahun merupakan kesempatan baik baginya untuk melihat kembali kehidupannya.
"Sambil menulis sekuel itu, saya sangat terkejut mendapatkan diri saya tidak berubah setelah bertahun-tahun," ujarnya. "Saya yakin buku baru ini menarik."
Saat ditanyakan apa harapannya bagi anak-anak saat ini, ia mengatakan berharap anak-anak akan belajar menyukai buku-buku.
"Saya membaca buku sangat banyak saat masih anak-anak karena buku adalah satu-satunya hiburan saya. Saya masih membacanya sebelum tidur dan belajar banyak dari buku-buku," ujarnya. "Dengan membaca 'Totto-chan' saya harap anak-anak menyadari bahwa membaca itu menyenangkan."