Lomba Presentasi Bahasa Jepang ke 2 di UNUSA, Jawa Timur

Minasan, Konichiwa.

Minat generasi muda untuk belajar bahasa Jepang terus meningkat. Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi menilai kerja sama Jepang dan Indonesia pun kian erat. Sebanyak 711.732 orang Indonesia saat ini menjadikan bahasa Jepang sebagai bahasa asing untuk dipelajari. Angka ini berada di posisi kedua di dunia jumlah orang terbanyak yang mempelajari bahasa Jepang.

“Tapi kalau kami melihat jumlah kaum muda Indonesia, pelajar SMP dan SMA itu peringkat nomor satu di dunia,” kata Takeyama saat wawancara.

The Japan Foundation (Pusat Kebudayaan Jepang) bersama dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya baru saja menggelar Lomba Presentasi Bahasa Jepang tingkat Jawa Timur 2023 di Kampus B Universitas Nahdatul Ulama (UNUSA) Surabaya. Lomba ini diikuti oleh para mahasiswa Prodi sastra Jepang dan umum. Salah satunya adalah dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yaitu, Rian Rahman, Ian, Gita Safitri. Sebagai pembelajar bahasa Jepang di Universitas, Takeyama memberikan pendapat perlu adanya dukungan dan fasilitas bagi pembelajar bahasa Jepang di Jawa Timur. Salah satunya dengan menyelenggarakan perlombaan pidato dalam bahasa Jepang.

“Mereka bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang, membuat materi yang mudah dipahami orang, dan meningkatkan kemampuan presentasi melalui lomba ini,” kata Takeyama.

Lomba yang diikuti total 14 orang ini juga menjadi babak seleksi untuk menyaring dua kandidat dari juara I dan juara II untuk mengikuti Lomba Presentasi Bahasa Jepang di tingkat nasional mendatang dari total sembilan kota dan provinsi. Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEB-TD) UNUSA yang menjadi juri pada lomba ini Dr Ubaidillah Zuhdi menyampaikan, pemenang tidak hanya lancar berbahasa Jepang saja, tetapi juga harus menguasai tema Kita dan Teknologi.

“Lebih bagusnya lagi kalau dia menguasai, ditambah kelancaran mengucapkan bahasa Jepang. Juga lancar menjawab pertanyaan dari juri,” tutur Ubaidillah.

Dosen Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Indah Trisnawati Dwi T PhD, yang juga menjadi juri menilai hampir seluruh peserta lomba sudah lihai dalam berbahasa Jepang. “Sebenarnya sulit untuk menentukan (pemenang). Rata-rata bagus sehingga sulit menilainya. Tetapi, karena ini lomba presentasi, kami memilih siapa yang terbaik dalam menampilkan presentasi yang menarik melalui interaksi, gestur tubuh, dan tidak hanya berfokus ke dalam tata bahasanya saja,” kata Indah.

Berdasarkan kriteria dan penilaian juri, didapatkan dua kandidat yang lolos dan lanjut ke tahap nasional. Juara I diraih oleh Vincentia Oktresian Adyamirta dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan juara II Muhammad Satri Ramadhan dari Universitas Brawijaya. Sedangkan Peserta dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tidak berkesempatan mendapat juara pada perlombaan kali ini.