Budaya Jepang dalam Chuuka Ryouri
Minasan, Konichiwa!
Saat ini sedang musim panas di Jepang, dan seperti halnya musim-musim lain, musim panas di Jepang juga memiliki kuliner khasnya sendiri.
Kali ini kami ingin memperkenalkan ?????, atau "hiyashi chuuka" dalam tulisan romawi.
Bagi Teman-teman yang mempelajari Bahasa Jepang, mungkin mengetahui bahwa ??, chuuka dapat diartikan sebagai singkatan dari ????, atau chuuka ryouri yang memiliki makna "makanan Cina". Namun demikian, hiyashi chuuka sama sekali berbeda dengan makanan sejenis menggunakan mie dingin yang berasal dari Tiongkok, dan dianggap sebagai kuliner yang berasal asli dari Jepang.
Pada hiyashi chuuka, bahan utamanya adalah ???? (hiyashimen atau mie dingin), yaitu mie yang direndam dalam air dingin sebelum disajikan, dengan pelengkap umumnya berupa irisan daging, sayur-sayuran khas musim panas berwarna cerah seperti timun dan tomat yang dipotong tipis memanjang, ???? (usuyaki tamago), telur yang dibuat sedemikian rupa dengan irisan panjang, dan saus tare yang dibuat dari shoyu serta cuka beras, atau bisa juga tare yang terbuat dari mayonnaise dan biji wijen (campuran ini biasa disebut dengan gomadare).
Hiyashi chuuka memiliki nama yang berbeda-beda tergantung daerahnya. Sebagai contoh, di Hokkaido kuliner ini disebut dengan ???????(hiyashi ramen), dan di Prefektur Iwate disebut dengan ??? (reifuumen). Lalu di Jepang bagian barat, khususnya area Kansai, kuliner ini banyak disebut dengan ?? (reimen). Penggunaan sausnya pun beragam per wilayah. Misalnya mayonnaise banyak digunakan di Prefektur Yamagata dan Tohoku, serta di area Tokai.
Hiyashi Chuuka seringkali dianggap sebagai kuliner musim panas yang dihidangkan mulai bulan Juli sebagai penanda masuknya musim panas, dan tidak hanya dihidangkan sebagai hidangan rumahan namun juga di restoran. Oleh sebab itu, banyak restoran khas Tiongkok di Jepang yang menempelkan tulisan ????????????(kami mulai menghidangkan hiyashi chuuka) di restoran mereka selama musim panas di Jepang.