Info Budaya Jepang: Budaya Sarapan Masa Pandemi di Jepang

Minasan, Konichiwa!
ada berita menarik nih seputar perubahan sarapan pagi masa pandemi di Jepang.
Budaya Sarapan Masa Pandemi di Jepang

Beberapa restoran di Jepang memutuskan buka lebih awal pada pagi hari untuk mengganti pendapatan yang hilang karena jam operasional malam yang terbatas. Selama pandemi berlangsung, tidak sedikit negara yang memberlakukan aturan jam malam guna mengurangi kemungkinan penyebaran virus covid-19 yang baru, salah satunya adalah Jepang. Melansir dari JapanToday.com dan kompas.com, pembatasan jam malam diberlakukan di wilayah Tokyo pada awal Januari dan meluas hingga ke wilayah lain di Jepang.

Mengatasi hal tersebut, pemerintah Jepang menawarkan dukungan keuangan untuk restoran yang mematuhi aturan tutup lebih awal. Meski begitu, pembatasan jam malam ini tetap berdampak negatif bagi beberapa masyarakat Jepang, seperti pengusaha industri makanan. Para pemilik restoran harus mencari cara bertahan di tengah pandemi. Salah satunya ada Yakiniku Like yang dikenal sebagai brand restoran, tempat pelanggan menikmati makanan cepat saji dengan harga terjangkau dan sendirian.

Presiden dari Yakiniku Like Ltd. Tokyo, Morihisa Arimura, menyebutkan Yakiniku Like mulai menyajikan set daging panggang yakiniku untuk sarapan dengan harga 500 yen atau setara Rp 65.000.

Harga tersebut diberlakukan mulai Agustus 2020 setelah penjualan di Yakiniku Like turun 40 persen dibandingkan Mei 2019. “Secara umum, reaksi konsumen positif (akan paket sarapan),” kata Arimura kepada JapanToday.com. Salah satu konsumen Yakiniku Like menyebutkan kepada Arimura sarapan yakiniku sangat cocok dengan gaya hidup yang di tengah pandemi. Ia memilih makan lebih banyak saat pagi hari dan lebih sedikit saat malam hari.
“Ini kali kedua saya makan sarapan dengan yakiniku. Sebuah kemewahan bisa sarapan yakiniku dan mengurangi level stres saya,” kata salah satu pelanggan Hidetaki Hara (55). Sajian seperti yakiniku, sushi, dan ramen umumnya disantap orang Jepang saat malam hari. Pada pertengahan Maret 2021, sekitar 10 kursi atau setengah dari kapasitas restoran dipenuhi oleh pelanggan dari berbagai usia sebelum pukul 09.00 waktu setempat Pelanggan paket sarapan disebutkan sedang dalam perjalanan ke tempat kerja, dan yang lainnya tampaknya sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan shift malam.

Menanggapi kebiasaan baru ini, Hiroaki Watanabe, seorang analis logistik dan komentator televisi, mengatakan bahwa tren baru tersebut kemungkinan akan bertahan bahkan setelah pandemi. “Kami berencana untuk terus menawarkan set sarapan yakiniku setelah permintaan penutupan awal dicabut karena kami yakin ada permintaan berdasarkan reaksi pelanggan dan penjualan set sarapan,” kata Arimura.