Akademisi Untag Surabaya Berikan Pelatihan Keterampilan Usaha Frozen Food Kol Teriyaki dan Kolyaki di Desa Kedungboto, Beji Pasuruan

Minasan, Konichiwa.

        Sebanyak 40 warga Desa Kedungboto mengikuti Pelatihan Keterampilan Usaha Frozen Food Produk Kol Sawah di Balai Desa pada Selasa, 15 Agustus 2023. Kegiatan pelatihan ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Kedungboto, Subandi. Pada uraian sambutannya beliau menyatakan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Dosen-dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah meluangkan waktunya untuk membina dan memberikan pelatihan cara mengolah makanan kol sawah menjadi usaha frozen food dalam rangka pengembangan UMKM lokal. Salah satu bentuknya adalah kol teriyaki dan kolyaki.

     “Desa Kedungboto Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan sesuai dengan namanya yaitu kedung yang berarti cekungan dan cenderung lebih rendah datarannya dibandingkan daerah sekitarnya. Hal ini mengakibatkan Desa Kedungboto kerapkali mendapatkan aliran air dari berbagai daerah di sekitarnya pada saat hujan tiba, sehingga desa ini kerap mengalami banjir atau genangan air yang cukup lama,” ujarnya. Beliau juga menunjukkan bahwa kondisi persawahan Desa Kedungboto dengan genangan air yang cukup lama tersebut justru menghasilkan hama sawah berupa kol sawah yang melimpah. Dapat dikatakan Desa Kedungboto adalah penghasil kol sawah yang melimpah.

       Isu kol sawah inilah yang ditangkap oleh Dra. Eva Amalijah, M.Pd., selaku ketua pengusul program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh DRTPM Kementrian Riset dan Teknologi Tahun 2023. Pada kesempatan dalam memberikan pelatihan kol sawah menjadi olahan frozen food, beliau menyatakan bahwa potensi yang ada dan melimpah di desa Kedungboto berupa kol sawah tersebut dapat dijadikan inovasi produk olahan kuliner dari Jepang. “Awalnya bernama takoyaki, namun khusus di Desa Kedungboto, kata tako yang berarti gurita diganti dengan kol sawah sehingga menjadi kolyaki,” ujarnya. Takoyaki adalah makanan asal Jepang daerah Kansai di Jepang yang berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan kol sawah didalamnya.

      Turut serta pada acara pelatihan tersebut Zida Wahyuddin, M.Si. yang berkesempatan dalam memberikan materi terkait kuliner Jepang. Kemudian, Novi Andari, S.S., M.Pd. yang juga mendapat giliran sebagai pembicara pengembangan UMKM Desa Kedungboto. Keduanya merupakan dosen Sastra Jepang Untag Surabaya yang tergabung dalam ASPBJI (Asosiasi Studi dan Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia) yang turut mendampingi warga Desa Kedungboto untuk mengolah makanan Jepang dengan bahan lokal kol sawah. Adapun mahasiswa Prodi Sastra Jepang bernama Helmi Ardiansah dan Tantowi Jauhari juga berkegiatan dalam rangka mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terkait mahasiswa berkegiatan di luar kampus.

      Menurut Bu Rini selaku warga dan ketua PPK RT 5 yang mengikuti kegiatan ini, “pendampingan program memasak makanan Jepang sangat bermanfaat untuk meningkatkan  perekonomian di bidang wisata kuliner Desa Kedungboto,” ujarnya. Di Desa Kedungboto belum ada yang membuat dan menjual masakan Jepang dengan bahan local seperti frozen food kol teriyaki dan kolyaki, sehingga kedepannya program ini dikembangkan melalui UMKM Desa sehingga dari sisi kepariwisataan, produk olahan ini dapat menarik konsumen baik domestik maupun internasional yang berkunjung ke Desa Kedungboto, Kabupaten Pasuruan. Selanjutnya kegiatan pelatihan ditutup dengan sesi foto bersama.

 

#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayKeren #EcoCampus #KampusKompeten